ANTI RAYAP FOGGING NYAMUK PEST CONTROL FUMIGASI BASMI KUTU TIKUS KECOA LALAT TOMCAT

TREAT PEST CONTROL | BASMI HAMA SURABAYA

👉Solusi Tepat & Benar memilih kami

👌 JASA PENGENDALIAN HAMA🐀🐜🐛🐜

🎉 👍TREATPEST CONTROL

Ada masalah hama di rumah/usaha anda ??, kini Anda tak perlu khawatir 💪

Cukup hubungi kami [ TREATPEST ]

👍☝☝☝

📞 031-99842581
📱081331000710

Chat langsung dengan kami

http://bit.ly/2DKyq6F

Anda akan mendapatkan harga yang sangat murah dengan pelayanan berkualitas.

*Tunggu apa lagi? silahkan hubungi kami!!!

➡AAhlinya Jasa Basmi Hama

🏡 Rumah
🏠 Kantor
🏘 Pabrik & Pergudangan
🏪 Toko
🏬 Apartemen
🏨 Hotel
🏩 Salon

🍂 General Pest Control ( Semua Hama )

🍂 Termite Control (Hama Rayap )

Jenis hama
➡ Tikus
➡ Kecoa
➡ Nyamuk
➡ Semut
➡ Lalat
➡Dll

M U R A H & TUNTAS

🏡 KANTOR
JL Kutisari Selatan VIII No 21 Surabaya Jawa Timur

website :

http://bit.ly/2GpW1XO

LAYANAN TREAT PEST CONTROL

JASA LAYANAN TREAT PEST

PEST (Pengendalian Hama Serangga)KONTROL TERMITE (Pengendalian Hama Rayap)FUMIGASI (Pengendalian Hama Gudang)

Informasi HAMA PENGGANGGU

KECOA

Masalah yang ditimbulkan:

Medis: vector permbawa penyakit Diare, keracunan makanan akibat bakteri Staphylococcus spEkonomis: Merusak.Indokator kurang letak sanitasi di tempat tersebut.TIKUS

Masalah yang ditimbulkan:

Medis: Vektor penyakit penyakit Pes, Salmonellosis (lewat kotorannya), leptospirosis (liur tikus)Ekonomis: Menimbulkan konsleting / kebakaran (Gigitan), Barang-barang BSIndikator kurang letak sanitasi di tempat tersebut.

SEMUT

Masalah yang ditimbulkan:

Bisa menyengat dan menggigit.Mengganggu kenyamanan dan kehidupan manusia.Indikator kurang letak sanitasi di tempat tersebut.

LALAT

Masalah yang ditimbulkan:

Medis: Vektor melahirkan penyakit thypoid, demam, kolera.Mengkontaminasi makanan dan minumanMengganggu kenyamanan dan merusak diri perusahaanIndokator kurang letak sanitasi di tempat tersebut.NYAMUK

Masalah yang ditimbulkan:

Medis: Vektor melahirkan penyakit thypoid, demam, kolera.Mengkontaminasi makanan dan minumanMengganggu kenyamanan dan merusak diri perusahaanIndokator kurang letak sanitasi di tempat tersebut.

TEKNIK PENGENDALIAN

1. PENGENDALIAN RODENT

Pengendalian tikus adalah pengendalian hama tikus.

METODE PERAWATAN

Umpan / pengumpanan

Perangkap / Perangkap

2. PEST INSECT CONTROL

Pengertian:

Pengendalian Hama adalah pengendalian hama serangga lewat lalat, kecoa, nyamuk, semut.

Metode pengobatanSpot Spray / Penyemprotan

Penyemprotan spot spray untuk hama serangga (lalat, nyamuk, semut, kecoa) pada lokasi:

1. Pintu keluar: disekitar luar bangunan

2. Indoor: disekitar area toilet

Thermal Fogging / Pengasapan

Pengasapan untuk pengendalian hama serangga terbang (nyamuk, lalat, kecoa)

Outdoor: disekitar luar bangunanCold Fogger / Pengembunan

Pengasapan untuk pengendalian hama serangga terbang (nyamuk, lalat, kecoa)

1. Pintu keluar: disekitar luar bangunan

Umpan

Pengumpanan untuk pengendalian hama kecoa di area indoor dan outdoor.

Fly Catcher

Lampu perangkap lalat

4. KIMIA DAN PERLENGKAPAN YANG DIGUNAKAN

PENGENDALIAN RODENTKumatetralilBrodivacumLemPenangkapanKotak stasiun

PEST INSECT CONTROLSipermetrinLamdasihalotrinPiperonil

5. SISTEM PELAPORAN

LAPORAN PERKEMBANGAN

Pelaporan hasil perkembangan hama yang akan terjadi setiap satu bulan sekali.

6. PERAWATAN FREKUENSI

Pengobatan:Pengendalian Tikus dan Kecoa: 1 kali perbulanPengendalian nyamuk, lalat: 2-4 kali perbulanMengawasi :Pengecekan dilakukan 1 (satu) kali perbulan

7. GARANSI

Tikus dan Kecoa

Perlakuan rugi:

Re-treatment ulang pada tempat yang dikeluhkan tanpa biaya.Untuk hama tikus mengambil bangkai tikus

Bahaya Tikus Bagi Perusahaan

Rodent adalah hewan pengerat yang memiliki gigi depan yang selalu tumbuh dan biasanya pada manusia bias menyebabkan penyakit dan dapat digunakan sebgai hewan percobaan.

Tikus adalah suatu jenis binatang pengerat yang perkembangbiakannya sangat cepat dan sering merugikan manusia karena dalam kehidupan sehari – harinya tikus sering merusak bahan makanan dan peralatan manusia baik di rumah, kantor, gudang, dsb. Tikus juga merusak kabel sehingga dapat menyebabkan terjadinya hubungan pendek yang bisa mengakibatkan terjadinya kebakaran. Selain itu tikus juga dapat menjadi penular penyakit seperti pes, leptospirosis bagi manusia. Oleh karena itu pengendalian tikus merupakan sesuatu hal yang penting dan perlu dilakukan agar tidak menimbulkan penyakit pada seseorang

Sekilas Tentang Rodent (Tikus).

Tikus adalah jenis binatang pengerat yang perkembangbiakannya sangat cepat. Mereka bisa hidup antara 3 – 4 tahun. Pada umumnya 1,5 – 5 bulan tikus siap kawin. Seekor tikus betina bisa beranak antara 6 – 8 ekor dan yang hidup bisa 5 -6 ekor. Masa kehamilan tikus berkisar ± 21 hari dan dalam 1 tahun bisa sampai 4 kali melahirkan.

Tikus mempunyai indra penglihatan yang kurang baik dan yang pasti tikus buta warna, tetapi alat pendengar, alat perasa, dan alat penciumannya sangat tajam. Untuk berjalan dan berlari tikus menggunakan sistem radar dengan menggunakan kumis dan bulunya. Tikus juga termasuk jenis rodent atau pengerat yang mempunyai 4 gigi taring yang sangat tajam yang bisa tumbuh sampai dengan 15 cm dan bila dibiarkan akan patah dan berakibat kematian secara tidak langsung. Maka secara alami tikus akan selalu mengerat / mengasah giginya pada setiap barang yang dijumpainya seperti: kayu,pipa,plastic,kabel listrik,kabel telpon,dll.

Tikus merupakan binatang yang sangat cerdik, banyak akal untuk mendapatkan makanannya namun selalu curiga terhadap lingkungan maupun bau manusia. Dalam keadaan lapar tikus akan memakan apa saja yang dijumpainya. Sedangkan dalam keadaan yang lebih baik tikus adalah pemakan zat tepung dan biji – bijian. Tikus kurang menyukai makanan yang berlemak dan pada umumnya mereka makan dimalam hari, dengan cara makan sedikit demi sedikit sampai kenyang, tikus juga senang menyimpan makanan, namun tikus tidak menyukai makanan basi.

Bahaya yang dapat ditimbulkan adalah kerugian ekonomis secara langsung dan merupakan vektor penyakit baik bagi manusia maupun binatang peliharaan. Bentuk kerugian yang ditimbulkan oleh tikus antara lain :

1. Menyusut atau berkurangnya barang/komoditi.

2. Kontaminasi : urine,kotoran,bulu,dan bangkainya.

3. Merusak wadah,instalasi dan komponen bangunan.

4. Merubah baud an rasa barang yang diserang.

5. Merupakan faktor penyebab penyakit tertentu.

2.3 Pengendalian Rodent (Rodent Control).

Banyak metode yang digunakan dalam mengendalikan tikus,pengendalian terpadu hama tikus dapat dilakukan 4 tahap yaitu :

1. Inspeksi tikus dan initial survey.

2. Sanitasi.

3. Rat proofing.

4. Rodent killing (trapping program dan rodentisida program).

Kombinasi beberapa metode akan memberikan hasil yang lbih baik dari pada hanya menggunakan satu macam metode yang digumnakan sesuai dengan sasaran dan kondisi lingkungan.

1. Inspeksi tikus dan initial survey.

Inspeksi tikus sangat penting dilakukan sebelum dilaksanakan program pengendalian tikus, inspeksi yang baik akan memberikan hasil maksimal dalam pengendalian. Initial Survey, ditujukan untuk menentukan kondisi awal atau tingkat serangan dan kerusakan yang ditimbulkan oleh tikus sebelum dilakukan program pengendalian tikus.

2. Sanitasi.

Sanitasi sangat diperlukan dalam upaya suksesnya program pengendalian hama tikus. Untuk mendapatkan hasil sanitasi yang baik, kami akan membuatkan beberapa rekomendasi mengenai pengelolaan sampah, menjaga kebersihan area, sistem tata letak barang digudang dengan susunan berjarak dari dinding dan tertata diatas palet, dll.Tikus menyukai tempat-tempat yang kotor dan lembab. Melakukan sanitasi berarti menghilangkan tempat beristirahat, bersembunyi, berteduh dan berkembang biak bagi tikus, disamping juga menghilangkan makanan tikus.

. Rat proofing.

Untuk mengendalikan tikus disuatu lokasi diupayakan agar lokasi tersebut tertutup dari celah yang memungkinkan tikus masuk dari luar. Tikus dapat leluasa masuk lewat bawah pintu yang renggang, lewat lubang pembuangan air yang tidak tertutup kawat kasa, lewat shaft yang tidak bersekat atau lewat jalur kabel telepon dan listrik dari bangunan yang tersambung disekitarnya.

4. Rodent killing (trapping program dan rodentisida program).

Pengendalian tikus dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara non kimia dan cara kimia.

1. Pengendalian non kimia.

Pada pengendalian non kimia cara yang dilakukan adalah Trapping.Trapping adalah cara yang paling efektif untuk mengendalikan tikus yaitu dengan membuat kandang yang diletakkan di tempat yang biasanya dilewati oleh tikus sehingga tikus bisa masuk dan terperangkap di tempat tersebut.

Kelebihan menggunakan metode trapping :

a. Sangat aman karena tidak mengandung racun seperti halnya umpan.

b. Cepat mendatangkan hasil.

c. Manghindari tersebarnya bangkai tikus yang sangat sulit ditemukan dan menimbulkan bau yang sangat menyengat.

2. Pengendalian kimia.

a. Poisoning.

Poisoning dimaksudkan sebagai peracunan tikus melalui umpan makanan beracun. Keberhasilan poisoning ini tergantung pada bagaimana usaha agar tikus memilih dan menyukai umpan makanan yang dipasang dan tidak memilih atau menyukai makanan lain yang ada disekitarnya.
Umpan makanan haruslah yang preference bagi tikus dan pemasangannya ditempat yang tempatnya mudah didapatkan oleh tikus.

b. Rodentisida.

Rodentisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan tikus,rodentisida yang digunakan adalah rodentisida antikoagulan yang mempunyai sifat sebagai berikut :

· Tidak berbau dan tidak berasa.

· Slow acting yaitu membunuh tikus secara perlahan-lahan,tikus baru m ati setelah memakan beberapa kali.

· Tidak menyebabkan tikus jera umpan.

· Memetikan tikus dengan merusak mekanisme pembekuan darah

Jenis bahan aktif rodentisida adalah boadfakum, kumatetralil atau bromadiolone.Sedangkan untuk area khusus yang sangat sensitive dan memerlukan perlakuan khusus akan dilakukan pengumpanan dengan lem tikus.

Dengan menggunakan sistem peracunan dengan rodentisida anti coagulant. Berdasarkan cara kerja bahan aktif rodentisida, termasuk racun kronis. Rodentisida atau anti coagulant beraksi dalam pembekuan darah merah, setelah tikus memakan racun ini menjadi lemah dan mengalami pendarahan, tiga hari kemudian sifat rakus tikus akan berkurang dan tikus akan mati. Untuk memastikan tikus mati diperlukan waktu 4 – 7 hari, dengan dosis 0,005 % dan dengan pemasangan umpan yang tidak menimbulkan kecurigaan dan pencemaran lingkungan serta relatif aman terhadap hewan bukan sasaran dan aman bagi manusia.

Teknik kerjanya yaitu pemasangan umpan secara total dilakukan 1 bulan sekali dan pengecekan atau penambahan setiap saat sesuai kebutuhan.Adapun teknik kerjanya adalah sebagai berikut:

1. Pemasangan kotak-kotak umpan pada seluruh ruangan,terutama dinding,bawah rak,lemari,dan tempat-tempat yang memungkinkan jalannya tikus dan dipandang aman.

2. Pemasangan kotak -kotak umpan di atas plafon yang dipandang perlu.

3. Pemasangan kotak umpan di sekeliling luar bangunan.

4. Pencarian / pengambilan bangkai dan pengamanannya.

Agar memperoleh hasil pengendalian yang baik dianjurkan agar setiap 1 bulan dilakukan service ulang untuk mencegah terjadinya gangguan tikus yang datang dari luar atau tikus – tikus yang pada gebrakan pertama masih bayi dan tidak terperangkap papan lem .

PENTING NYA PEST CONTROL UNTUK PERUSAHAAN

Jasa pengendalian

hama serangga, tikus dan rayap baik dilingkungan perumahan (residential) dilingkungan komersial (commercial), di kantor, di gedung bertingkat, rumah sakit, restoran, swalayan, museum, hotel, maupun di lingkungan industrial telah dilakukan dalam kurun waktu yang cukup lama. Pengendalian hama yang dilakukan selama ini lebih banyak dilakukan dengan mengandalkan penggunaan pestisida & rodentisida saja, sangat jarang pengendalian dilakukan secara komprehensive, yang melibatkan semua aspek yang mempengaruhi keberadaan atau tempat yang biasanya di tempati oleh hama tersebut.

Apabila pengendalian hama hanya mengandalkan penggunaan pestisida saja, maka untuk jangka panjang masalah yang timbul tidak akan teratasi dengan baik, malahan akan menimbulkan masalah baru yakni terjadinya Resistance atau Persistence serta menimbulkan potensial kesehatan manusia, mengancam species non target, dll.

Kehadiran binatang pengganggu mulai dirasakan menimbulkan masalah bila populasinya telah melampaui batas dan menimbulkan problematika kesehatan dan aspek hygiene lingkungan, berbagai kerugian ekonomi dapat ditimbulkan, demikian pula berbagai penyakit tanaman, hewan ataupun manusia dapat ditularkan oleh hama tersebut, antara lain dengan timbulnya berbagai macam penyakit seperti typhus, cholera, pes, malaria dan demam berdarah yang dibawa oleh hama-hama tersebut. Tindakan antisipatif untuk menekan akibat langsung ataupun tidak langsung perlu diupayakan pengelolaan yang komprehensif dan terpadu antara lain dengan program Integrated Pest Management (IPM).Program pengelolaan ini dapat meliputi Pengendalian Hama Serangga (lalat, kecoa,dan nyamuk) dan Pengendalian Hama Rondensia (tikus).

Dengan adanya permasalahan yang semakin banyak terjadi yaitu adanya rodent yang merupakan suatu masalah yang tidak bisa dihindarkan karena rodent pasti ada di tempat mananpun,sehingga yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana meminimalkan dampak buruk terutama dampak kesehatan akibat dari rodent.Kesehatan sangatlah dibutuhkan oleh setiap orang karena dengan sehat seseorang dapat melakukan pekerjaan dengan baik dan hasil yang maksimal.Maka dari itu suatu perusahaan atau industry harus meminimalkan adanya rodent agar tidak menimbulkan penyakit pada karyawan sehingga produktivitas kerja dapat berjalan dengan lancar bahkan akan meningkat dan perusahaan atau industry memperoleh keuntungan.

Dengan adanya pengetahuan maka diharapkan dapat meminimalkan angka penyakit akibat buruknya sanitasi lingkungan di perusahaan atau industry yaitu adanya rodent yang dapat menularkan berbagai penyakit pada seseorang.Sehingga selain alat pelindung diri,keadaan lingkugan di perusahaan juga sangatlah penting bagi karyawan.Dengan demikian hendaknya setiap perusahaan atau industry lebih memperhatikan keadaan lingkungan perusahaan apakah sudah dikategorikan keadaan yang sehat atau belum.Jadi pada dasarnya keberadaan rodent sangatlah merugikan karena bias merusak peralatan dan dapat menyebarkan penyakit sehingga menurunkan produktivitas.